Macam-macam jenis asma menurut Global Initiative for Asthma (2016)
Gejala yang ditimbulkan karena asma umumnya berupa rasa sesak, mengi, rasa tertekan di dada yang terkadang nyeri, serta batuk. Gejala ini dapat bervariasi sepanjang waktu dan internsitasnyapun dapat berubah-ubah.
Pustaka rujukan di tingkat internasional untuk pengobatan asma ada beberapa, namun yang akan qta bahas kali ini adalah dari GINA (Global Intiative for Asthma) yang terbit sekitar 1-2 tahun.
Menurut GINA (2016) Asma merupakan heterogeneous disease, yang artinya dapat dialami oleh semua lapoisan masyarakat baik segi usia mingga sosial ekonomi. Selain itu, asma juga diangga sebagai penyakit yang memiliki banyak penyebab.
Gejala asma berkaitan dengan keterbatasan aliran udara yang disebabkan bronkokonstriksi di bronkiolus, yang juga sering disertai dengan inflamasi (peradangan) berupa penebalan dinding saluran pernafasan dan peningkatan mukus.
Gejala sesak tidak selalu hanya dialami oleh pasien asma lo..pasien tanpa asma juga dapat mengalaminya. Hanya saja penyebab dan intensitas gejalanya berbeda.
Asma yang merupakan penyakit heterogeneous (heterogeneous disease) dengan berbagai macam proses penyebab (etiologi). Oleh karena itu dikenal jenis-jenis asma dengan istilah asthma phenotypes.
Apa saja asthma phenothypes?
1. Asma alergi
Asma alergi merupakan fenotipe asma yang paling mudah dikenali dan banyak dialami oleh pasien asma. Asma alergi sering dimulai pada usia masa kanak-kanak dan terkait dengan riwayat penyakit keluarga seperti, penyakit alergi seperti eksim, rhinitis alergi, atau alergi makanan atau alergi obat.
Pada hasil pemeriksaan sputum pasien sebelum pengobatan, pada sat mengalami inflamasi saluran pernafasan sering ditemukan eosinofil sebagai mediator inflamasi. Pasien dengan fenotipe asma ini biasanya merespon dengan baik pengobatan kortikosterioid inhalasi (Inhaled Corticosteroids/ ICS) seperti budesonide, flutikason, dll.
2. Asma non-alergi
Beberapa orang dewasa memiliki asma yang tidak terkait dengan alergi (asma non-alergi). Pada asma jenis ini berbeda dengan sebelumnya karena penyebab munculnya asma juga bukan disebabkan oleh alergi.
Pemeriksaan dari dahak pasien ini mungkin hanya berisi neutrofil, eosinofil atau beberapa sel-sel inflamasi. Pasien dengan asma non-alergi sering kurang merespon pengobatan menggunakan ICS.
3. Asma onset lambat
Asma onsel lambat berbeda dengan asma alergi yang dialami pada usia kanak-kanak, pada asma onset lambat justru mulai dialami saat usia dewasa (umumnya perempuan lebih berisiko). Asma jenis ini cenderung non-alergi. Selain itu, asma jenis ini mirip dengan asma non-alergi yaitu ringkali memerlukan dosis yang lebih tinggi dari ICS atau relatif refrakter terhadap pengobatan.
4. Asma dengan keterbatasan aliran pernafasan yang menetap
Asma umumnya bersifat reversibel, artinya setelah gejala perburukan asma muncul dan diberi pengobatan yang sesuai maka kondisi fungsi paru pasien dapat kembali sama seperti orang non-asma. Namun pada beberapa pasien asma memiliki keterbatasan aliran aliran pernafasan yang bersifat menetap, yaitu ireversibel, artinya peradangan akan menyebabkan kerusakan sel yang menyebabkan fungsi paru menurun secara permanen.
5. Asma dengan obesitas
Semakin seseorang pasien asma memiliki berat badan yang berlebih maka menyebabkan main rentannya ia terhadap perburukan gejala asma. Hal ini kemungkinan disebabkan peningkatan peradangan dari eosinofil di saluran pernafasan. Cara mengatasi? HARUS diet :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar