Rabu, 10 Februari 2016

AMINOFILIN BUAT OBAT ASMA, AMAN NDA SIH??

Asma adalah salah satu 10 besar penyakit di Indonesia. Asma sering diketahui dari gejala yang lazim terjadi berupa mengi, sesak napas, rasa tertekan di dada, dan batuk (terutama pada pagi dan malam hari). Bagi seseorang dengan asma, mungkin akan familiar dengan obat asma yang bernama aminofilin (aminophylline). Obat ini merupakan prodrug dari teofilin (aminofilin di dalam tubuh diubah menjadi teofilin), yang masih sering digunakan sebagai obat asma yang dapat dibeli di apotek, toko obat, atau swalayan/supermarket.
Namun tau kah anda bahwa penggunaan aminofilin ini sendiri di luar negeri sudah jarang digunakan. Menurut pedoman dari Global Initiative for Asthma (2015), golongan metilsantin  (salah satunya adalah aminofilin) digunakan sebagai terapi tambahan dalam manajemen asma apabila efektifitas terapi belum optimal, namun perannya dalam menejemen serangan asma masih kontroversional. Di luar negeri, penggunaan aminofilin telah jarang digunakan karena efek samping yang ditimbulkan cukup sering dan bahkan dapat menyebabkan dampak yang cukup serius.

Bagaimana dengan di Indonesia??
Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia ini, menunjukkan bahwa aminofilin masih sering digunakan di rumah sakit dalam pengobatan serangan asma, dan juga menunjukkan aminofilin terbukti aman meskipun ada satu insiden yang menjadi ADR diduga direkam selama pengamatan pada salah satu penelitian. Tapi itu masih perlu diamati dalam desain mengamati kemungkinan terjadinya ADR sehingga data dapat diperoleh dari tes laboratorium dan pada wawancara dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Kenapa beda? ada kemungkinan faktor genetik ikut mempengaruhi efek suatu obat pada tubuh seseorang. Oleh karena itu masih butuh penelitian lebih lanjut untuk melihat bagaimana keamanan dari obat aminofilin untuk Indonesia.
.

PUSTAKA:


Lorensia A, Canggih B, Wijaya RI. Analisa Adverse Drug Reactions pada Pasien Asma di Suatu Rumah Sakit, Surabaya”. Jurnal Farmasi Indonesia 2013. 6(3):142-150. (http://www.ikatanapotekerindonesia.net/jfi/JFI%206.3%20iregway.pdf)


Lorensia A, Wahjuningsih E, Supriadi, Keamanan Penggunaan Aminofilin pada Asma di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo. Indonesia journal of Clinical Pharmacy (IJCP), 2012.1(4):154-161. (http://ijcp.or.id/archives/2012/1/4/IJCP-120113)

Lorensia A, Amalia RA. 2015. Studi Farmakovigilans Pengobatan Asma pada Pasien Rawat Inap di suatu Rumah Sakit di Bojonegoro, Jurnal Ilmiah Manuntung (JIM) Sains Farmasi dan Kesehatan, 2015, 1(1):8-18. (http://akfarsam.ac.id/jurnal-ilmiah-manuntung-vol-1-no-1/)

Kamis, 04 Februari 2016

FAKTA FLU TIDAK HARUS DISERTAI PILEK

FAKTA FLU TIDAK HARUS DISERTAI PILEK



Ternyata FLU tidaklah sama dengan "PILEK" loo....

Istilah awam "flu" yang sering kita dengar untuk menyebut gejala pilek, hidung "meler" ternyata kurang tepat.


"aduh, gue lagi flu nieh, hidung rasanya buntu dan meler terus.."


FLU disebabkan influenza tipe A, B atau C (yang paling parah adalah tipe A). Sedangkan PILEK merupakan kumpulan gejala di daerah hidung terkait mukus berlebihan yang keluar (hipersekresi mukus) dan terasa tersumbat, serta kadang sering disertai gatal dan kemerahan.




Infeksi virus yang menyebabkan terjadinya FLU tidak selalu disertai dengan gejala gangguan pada hidung berupa PILEK. Infeksi virus lainnya,seperti rhinovirus, dapat menyebabkan terjadinya COLD


Cold berbeda dengan flu. Pada gejala cold justru biasanya hanya mempengaruhi hidung dan tenggorokan, sedangkan flu cenderung membuat nyeri di seluruh tubuh. COLD dan FLU dapat dialami oleh semua umur, dan keduanya bukan merupakan alergi, namun karena infeksi virus. Umumnya gejala muncul setelah 2-3 hari setelah terinfeksi, dan dapat terjadi selama 2-14 hari, namun jika gejala belum hilang hingga >2 minggu kemungkinan merupakan alergi. 







Lalu apa beda COLD dan FLU?


  • GEJALA PADA HIDUNG. Selain gejala cold lebih umum terjadi pada hidung, seperti hidung berair, pilek, tersumbat, gatal, dan kadang disertai batuk atau radang tenggorokan (faringitis). Dimana gejala tersebut tidak selalu ada pada flu.
  • BATUK. Cold sering disertai dengan batuk berdahak karena juga terkait dengan gangguan di hidung yang menyebabkan post nasal drip dan radang di saluran pernafasan. Sedangkan pada flu, batuk yang sering menyertai adalah tipe batuk kering.
  • DEMAM. Demam lebih sering terjadi pada flu, dan suhu demam lebih tinggi dibandingkan dengan cold.
  • NYERI PADA SELURUH TUBUH. Nyeri di tubuh sering terjadi pada flu, sedangan jarang terjadi pada cold.

Bagaimana penanganannya?

Obat-obatan yang digunakan lebih ditekankan untuk mengatasi gejala saja, karena cold dan flu bersifat self-limiting (dapat sembuh dengan sendirinya tanpa membutuhkan obat). 

Sederhananya:
Klo pilek --> kasih obat pilek (antihistamin ,dekongestan)
Klo batuk --> kasih obat batuk (antitusif, ekspektoran, mukolitik)
Klo demam --> kasih obat demam (antipiretik, cth: parasetamol)

sedangkan untuk infeksi virusnya tidak membutuhkan obat atau antibiotik. Dengan sistem imun tubuh yang baik maka flu/cold dapat teratasi.

Apa butuh ke dokter?
Yup, terkadang kondisi yang cukup parah atau karena ada faktor lain maka terapi mandiri belum cukup, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut.Rujuk ke dokter diperlukan bila muncul gejala-gejala seperti:
  1. Jika sudah mendapatkan pengobatan selama 10-14 hari dan belum menunjukkan perbaikan.
  2. Nyeri pada telinga yang tidak mereda dengan obat antinyeri --> dikuatirkan terjadi infeksi pada telinga bagian tengah, disebut otitis media.
  3. Nyeri pada wajah, terutama di bagian tulang wajah di samping hidung --> dikuatirkan terjadi infeksi bakteri pada rongga sinus yang menyebabkan terjadinya sinusitis.
  4. Anak-anak yang sangat kecil
  5. Lansia yang sangat tua
  6. Memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, dan gangguan sistem imun tubuh
  7. Demam yang tidak turun
  8. Disertai delirium
  9. Nyeri dada

Pustaka:
Blenkinsopp, A., Paxton, P., Blenkinsopp, J. (2009) Symptoms in The Pharmacy – A Guide to the Management of Common Illness. 6th ed, Oxford : Blackwell Publishing Ltd.
*